Rencana Penggunaan Teknologi Jaringan 5G Di Indonesia

Indonesia berencana untuk membuka lelang untuk pita frekuensi 5G dan memasarkan layanannya pada tahun 2022. Sebelum tiba pada tahun 2022, pemerintah dan perusahaan telekomunikasi sedang merencanakan serangkaian langkah.

Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informasi, Denny Setiawan, mengumumkan bahwa rencana implementasi 5G dibuat sejak 2017 dengan uji dalam ruangan pita 15 GHz XL Axiata dan 72 GHz Telkomsel.

Kemudian tahun ini akan ada operator seluler lain, Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Ooredoo. Telkomsel diselenggarakan selama XVII. Game Asia menguji masuk dan keluar dari pita frekuensi 28 GHz.

Jadi XL menyelenggarakan tes luar ruangan pada pita frekuensi yang sama. Indosaat Ooredoo melakukan tes yang sama menggunakan 3D Augmented Reality (AR).

Tahun depan, pemerintah juga akan menyusun dan mensosialisasikan rancangan kebijakan 5G, dengan fokus mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekonomi digital.

Pedoman dan peraturan 5G, termasuk spektrum, model bisnis, dan biaya hak pengguna (BHP) diharapkan akan selesai pada 2020-2021. Kemudian tes 5G dilakukan pada perangkat komersial dan upaya dilakukan untuk membuat kasus penggunaan tentang Revolusi Industri 4.0.

“Kami akan mencari tahu pita frekuensi mana yang akan digunakan, berapa biayanya untuk membangun sel kecil, dan model bisnis juga penting. Ini perlu disiapkan dari spektrum hingga regulasi,” kata Denny.

Setelah semua proses ini, pemerintah dapat membuka lelang untuk pita frekuensi 5G. Sejauh ini, ada tiga kandidat untuk pita frekuensi, yang sering disebut sebagai pilihan Indonesia, yaitu 3,5 GHz, 26 GHz dan 28 GHz.

Layanan broadband 5G, yaitu mobile dan fixed broadband, diperkirakan akan dimulai pada 2022. Namun, Denny tidak mengesampingkan kemungkinan waktu startup yang lebih cepat.

Sementara Indonesia diharapkan untuk menguji layanan 5G komersial pada tahun 2022, beberapa negara lain bergerak lebih cepat.

Misalnya, Korea Selatan dan AS berencana untuk meluncurkan 5G pada 2018-2019. Negara-negara lain seperti Cina, Jepang, Inggris, dan Jerman pada tahun 2020.

Bagaimana dengan nasib jaringan 4G ?

Beberapa operator saat ini secara aktif mempromosikan kehadiran teknologi mobile baru yang disebut 5G. Pengganti 4G diharapkan memiliki kapasitas yang lebih baik dan penggunaan yang ditargetkan untuk tuntutan tinggi.

Apa yang terjadi pada 4G setelah penerapan 5G? Sebagai tanggapan, Shannedy Ong, Direktur Nasional Qualcomm Indonesia, mengatakan 4G akan tetap ada dan 5G akan ada di sana untuk melengkapi teknologi.

“Jadi 5G adalah teknologi yang telah meningkatkan kemampuan masa lalu, seperti latensi yang lebih rendah dan biaya data yang lebih efisien,” katanya dalam sesi wawancara saat diskusi. pada 5G di Jakarta.

Menurutnya, 4G dapat digunakan di beberapa layanan berat. Namun, teknologi tidak dapat melakukan ini secara optimal. Masalah ini dapat diatasi dengan kehadiran 5G.

Dikatakan bahwa 5G tidak hanya membutuhkan layanan berat atau industri, tetapi juga pengalaman yang lebih baik bagi konsumen biasa. Sekadar informasi, 5G sering diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan industri atau sistem otomasi lainnya karena latensi yang rendah.

Baca Juga : Ini Cara Mengenali Batas Umur Penggunaan Smartphone

Dalam perjanjian dengan Shannedy, Nies Purwanti, direktur urusan pemerintah di Qualcomm, mengatakan bahwa 5G tentu dapat memenuhi kebutuhan konsumen biasa.

Tetapi itu tergantung pada perkembangan teknologi di masa depan. Dia mengatakan bahwa pengenalan 5G di berbagai bidang masih tergantung pada permintaan pasar dan bahwa ini akan menentukan perkembangan teknologi ini nantinya.

Dinilai Tidak Perlu Terburu-Buru Untuk Indonesia.

Perkembangan teknologi 5G belum selesai. Namun, menurut rencana, teknologi ini akan siap untuk komersialisasi pada tahun 2020. Beberapa negara bahkan siap untuk mempresentasikannya lebih awal.

Dan bagaimana dengan Indonesia? Menurut Basuki Yusuf Iskandar, kepala penelitian dan pengembangan staf di Kementerian Komunikasi dan Informasi, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum teknologi ini diperkenalkan di Indonesia.

Basuki mengatakan bahwa semua sistem yang terlibat dalam penggunaan teknologi ini harus disiapkan nanti. Selain teknologi, bidang terkait seperti regulasi, industri, termasuk urusan sosial, harus dipersiapkan dengan cermat.

Dia menambahkan bahwa proses ini mengharuskan semua orang untuk bekerja bersama. Teknologi 5G dapat bermanfaat jika semua orang yang terlibat, termasuk masyarakat, siap dan memiliki rencana yang solid. Lebih jauh, visi dan misi yang terkait dengan penggunaan teknologi ini harus identik.

“Kita harus menggunakan teknologi dengan bijak. Bukannya ini sudah terlambat, tapi jangan dulu menggunakannya. Ini agar kita bisa melihat pengalaman negara lain yang sudah memilikinya.” diadopsi, “katanya.

Untuk mendukung persiapan ini, Basuki menyarankan agar diperlukan gerakan bersama yang diluncurkan oleh berbagai pihak terkait. Penting untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana teknologi 5G digunakan sehingga dapat digunakan secara produktif.